Ku lihat Ibu Pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matanya matanya berlinang
Mas, intannya terkenang
Itu sepenggal bait lagu berjudul Ibu Pertiwi, yang mungkin cocok untuk menggambarkan kondisi Indonesia saat ini (setidaknya menurut saya pribadi)... Well ini bakalan jadi post yang membosankan. Beware...
Orang - orang yang bersahabat dengan sosial media, tentu saja sudah tidak asing lagi dengan isu - isu panas di akhir tahun 2016 hingga saat ini. Isu - isu seputar SARA masih saja ada, dan tidak tahu kapan berakhirnya. Sekeras apapun usaha kita untuk menutup mata dan tidak peduli, rentetan berita yang menyenangkan dan tidak menyenangkan pasti muncul di time line sosial media kita. Dan bodohnya saya yang seperti terhipnotis dengan berita - berita provokatif yang sebagian besar hoax itu, dan akhirnya terpancing emosi.
Dulu saya pernah membuat postingan mengenai kondisi dunia maya yang sudah tidak aman, dan sampai detik ini sepertinya kondisinya semakin parah. Banyak situs yang menyebarkan berita bohong, banyak perorangan yang menyebarkan kebencian, banyak provokator - provokator yang tidak bertanggung jawab.
Apakah saya berlebihan ketika ada rasa sedih yang begitu mendalam saat membaca komen - komen netizen yang tak segan mengucapkan kata kasar untuk sesamanya? Lalu kemudian mengungkapkan perasaan di sini?
Yang membuat saya sedih adalah, bukan isu - isu nya, bukan orang - orang yang tengah berseteru, tapi saya sendiri yang sepertinya tidak bisa berbuat apa - apa saat ini. Menulis di blog ini salah satu upaya paling pengecut yang bisa saya lakukan, karena tidak bisa ikut bersuara di luar sana.
Teman - teman satu Indonesia, siapapun yang membaca postingan ini, tolong Indonesia saat ini yang tengah bersusah hati, karena putra - putrinya dengan mudah membenci satu sama lain, tanpa kenal sama sekali. Karena putra - putrinya dengan mudah mengeluarkan kata - kata kasar, tanpa berpikir mungkin ada hati yang terluka saat membacanya. Jika kita tidak bisa menghentikan oknum - oknum yang memprovokasi dan berkata kasar di sosial media, setidaknya jangan jadi salah satu dari mereka.
Suatu malam, pernah terlintas di pikiran saya, bahkan ketika seluruh umat manusia di dunia ini memiliki ras, kepercayaan/ ideologi yang sama, tidak menjamin akan tidak ada lagi pertikaian. Karena, kedamaian bukan muncul karena persamaan semata, tapi karena hati yang terbuka mengasihi satu sama lain, meski berbeda.
Mungkin ini tulisan tidak berharga, yang tidak bisa memperbaiki keadaan, dan satu diantara banyaknya tulisan - tulisan yang beredar di internet, yang kemudian dilupakan. Tapi biarlah curahan hati ini terungkapkan, dan bila ada kata yang kurang berkenan kiranya bisa dimaafkan.
Damailah Indonesiaku.
Sedang bersusah hati
Air matanya matanya berlinang
Mas, intannya terkenang
Itu sepenggal bait lagu berjudul Ibu Pertiwi, yang mungkin cocok untuk menggambarkan kondisi Indonesia saat ini (setidaknya menurut saya pribadi)... Well ini bakalan jadi post yang membosankan. Beware...
Orang - orang yang bersahabat dengan sosial media, tentu saja sudah tidak asing lagi dengan isu - isu panas di akhir tahun 2016 hingga saat ini. Isu - isu seputar SARA masih saja ada, dan tidak tahu kapan berakhirnya. Sekeras apapun usaha kita untuk menutup mata dan tidak peduli, rentetan berita yang menyenangkan dan tidak menyenangkan pasti muncul di time line sosial media kita. Dan bodohnya saya yang seperti terhipnotis dengan berita - berita provokatif yang sebagian besar hoax itu, dan akhirnya terpancing emosi.
Dulu saya pernah membuat postingan mengenai kondisi dunia maya yang sudah tidak aman, dan sampai detik ini sepertinya kondisinya semakin parah. Banyak situs yang menyebarkan berita bohong, banyak perorangan yang menyebarkan kebencian, banyak provokator - provokator yang tidak bertanggung jawab.
Apakah saya berlebihan ketika ada rasa sedih yang begitu mendalam saat membaca komen - komen netizen yang tak segan mengucapkan kata kasar untuk sesamanya? Lalu kemudian mengungkapkan perasaan di sini?
Yang membuat saya sedih adalah, bukan isu - isu nya, bukan orang - orang yang tengah berseteru, tapi saya sendiri yang sepertinya tidak bisa berbuat apa - apa saat ini. Menulis di blog ini salah satu upaya paling pengecut yang bisa saya lakukan, karena tidak bisa ikut bersuara di luar sana.
Teman - teman satu Indonesia, siapapun yang membaca postingan ini, tolong Indonesia saat ini yang tengah bersusah hati, karena putra - putrinya dengan mudah membenci satu sama lain, tanpa kenal sama sekali. Karena putra - putrinya dengan mudah mengeluarkan kata - kata kasar, tanpa berpikir mungkin ada hati yang terluka saat membacanya. Jika kita tidak bisa menghentikan oknum - oknum yang memprovokasi dan berkata kasar di sosial media, setidaknya jangan jadi salah satu dari mereka.
Suatu malam, pernah terlintas di pikiran saya, bahkan ketika seluruh umat manusia di dunia ini memiliki ras, kepercayaan/ ideologi yang sama, tidak menjamin akan tidak ada lagi pertikaian. Karena, kedamaian bukan muncul karena persamaan semata, tapi karena hati yang terbuka mengasihi satu sama lain, meski berbeda.
Mungkin ini tulisan tidak berharga, yang tidak bisa memperbaiki keadaan, dan satu diantara banyaknya tulisan - tulisan yang beredar di internet, yang kemudian dilupakan. Tapi biarlah curahan hati ini terungkapkan, dan bila ada kata yang kurang berkenan kiranya bisa dimaafkan.
Damailah Indonesiaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar