Entah kenapa akhir - akhir ini gw lelah banget. Lelah ngeliatin berita - berita yang berseliweran di portal berita, di beranda google+. Seriously what the hell is wrong with the world? Ilmu pengetahuan dan teknologi makin canggih, tapi manusianya makin terbelakang. Gw gak ngerti lagi harus ngadu ke siapa. Jadi gw ngoceh aja di sini. Selama gw gak ngehina orang gw gak masuk penjara kan? Orang aja pada twitwar, hujat menghujat, masih tenang - tenang aja hidupnya.
Gw udah lama resign dari dunia pertelevisian nasional, gak pernah nonton acara tivi Indonesia whatsoever. Silahkan kalo mw bilang gw gak nasionalis. Daripada sesak napas, ato gagal jantung, karena liat sinetron Indonesia. Emang gak semua sinetron Indonesia jelek, tapi yang tayang di primetime justru yang kurang bagus. Sayang aja, karena sebenernya orang - orang perfilman bisa kok bikin sinetron yang lebih bagus, contohnya dulu sinetron Keluarga Cemara, Si Doel Anak Sekolahan, Lorong Waktu, briliant, ada pesan moral. Dan tetep dapet pemirsa, tanpa cerita yang nyleneh - nyleneh.
Don't get me wrong, bukan berarti gw fanatik sempit, sinetron yang sekarang harus musnah, engga. Gw juga tau gak gampang buat sinetron, dan mereka bekerja sangat keras dalam proses produksi. Orang - orang yang tinggal di perkotaan dengan jaringan tv kabel, dan jaringan internet, tentu punya pilihan buat gak nonton tayangan tsb. Tapi coba bayangin orang - orang di pedesaan, yang channel tv nya cuma beberapa. Mau gak mau mereka harus nonton acara tv itu kan? Mereka bisa saja terinspirasi dengan tayangan - tayangannya. Contoh nyata, kemarin sempat beredar di dunia maya anak cewe, cowo usia SD ciuman captionnya related sama acara sinetron yang sekarang tayang.
Pelarian dari media elektronik, tentu saja media online. Dengan media online kita bisa pilih content apa yang mau kita baca. Jangan seneng dulu. Seperti yang gw singgung di atas, soal berita - berita gak jelas yang muncul di home google+ gw. So, gini ceritanya gw termasuk pengguna google+ , disitu gw join beberapa komunitas yang gw suka, biar gw bisa join sama orang - orang yang punya interest sama kaya gw. Tapi akhir - akhir ini, seiring dengan kondisi politik di Indonesia yang sedang memanas (sorry, kondisi politik selalu panas) banyak content, yang seenaknya masuk ke home, karena mereka 'lagi ngetren dan di rekomendasikan oleh g+' Ini gak adil buat gw, karena gw harus lihat berita - berita yang kebanyakan hoax, cuma karena banyak orang yang ngehits, dan komen disitu. Ini contohnya:
Dibawah ini contoh lain, dari content yang gak jelas:
Emang ini sudah resiko jadi bagian dari dunia maya. Kalo gak mau terima hal - hal kaya gini, hidup di goa aja. hahah. Tapi gw dan pengguna lain juga punya hak buat surfing dunia maya dengan tenteram dan damai, tanpa spam - spam kaya gitu.
Seperti yang gw pelajari. Perkembangan teknologi bagai pisau bermata 2. Satu sisi nya bermanfaat, tapi sisi yang lainnya juga bisa melukai. Pinter - pinternya kita aja menggunakannya, biar bisa bermanfaat semaksimal mungkin, dan jika harus terluka usahakan sesedikit mungkin.
Jadilah pengguna internet yang cerdas, jangan mudah menyebarkan berita yang belum terbukti kebenarannya yang bisa memunculkan kontroversi, juga jangan berkomentar yang juga menimbulkan kontroversi. Salah satu pedoman gw dalam berinternet adalah 'don't make stupid people famous'. Kadang liat orang dengan sengaja membuat kehebohan dengan kebodohannya, atau posting berita hoax, komen kasar, gatel banget komen, ngebales, ato nge report. Tapi, ingat itulah tujuan mereka, dapet perhatian, jadi trending topik, dan secara gak langsung kita baru saja jadi seperti mereka. Ignore aja, demi kebaikan bersama.
Satu hal lagi, tentunya kita sadar kalau media bisa mengontrol segalanya. Kadang gw merasa heran saat ada satu topik yang habis - habisan di ulas sama media atau sinetron stripping yang gak abis - abis. Contoh kemarin sempet ada kasus Kopi Sianida, dan dimana - mana mengekspose berita itu, mengalahkan berita terorisme, yang justru lebih menyangkut hajat hidup orang banyak. Kalo sinetron adalah contohnya yang udah ribuan episode. Awalnya gw pikir ini murni kelakuan media, tapi setelah gw pikir - pikir, ini efek dari masyarakat juga. Media hanya akan menjual berita yang trafficnya tinggi, begitu juga tv akan terus menayangkan sinetron yang rating nya tinggi. So, media mencerminkan apa yang kita inginkan. Kesimpulannya adalah, kalau tadi asumsi kita media mengendalikan kita, kenapa gak kita balik, kita juga bisa mengendalikan media. How? Jangan buka/ tonton berita yang gak mutu, content televisi yang gak mendidik. Enough is enough.
Stay safe, and happy surfing :)
Gw udah lama resign dari dunia pertelevisian nasional, gak pernah nonton acara tivi Indonesia whatsoever. Silahkan kalo mw bilang gw gak nasionalis. Daripada sesak napas, ato gagal jantung, karena liat sinetron Indonesia. Emang gak semua sinetron Indonesia jelek, tapi yang tayang di primetime justru yang kurang bagus. Sayang aja, karena sebenernya orang - orang perfilman bisa kok bikin sinetron yang lebih bagus, contohnya dulu sinetron Keluarga Cemara, Si Doel Anak Sekolahan, Lorong Waktu, briliant, ada pesan moral. Dan tetep dapet pemirsa, tanpa cerita yang nyleneh - nyleneh.
Sinetron jaman dulu |
Sinetron jaman sekarang |
Pelarian dari media elektronik, tentu saja media online. Dengan media online kita bisa pilih content apa yang mau kita baca. Jangan seneng dulu. Seperti yang gw singgung di atas, soal berita - berita gak jelas yang muncul di home google+ gw. So, gini ceritanya gw termasuk pengguna google+ , disitu gw join beberapa komunitas yang gw suka, biar gw bisa join sama orang - orang yang punya interest sama kaya gw. Tapi akhir - akhir ini, seiring dengan kondisi politik di Indonesia yang sedang memanas (sorry, kondisi politik selalu panas) banyak content, yang seenaknya masuk ke home, karena mereka 'lagi ngetren dan di rekomendasikan oleh g+' Ini gak adil buat gw, karena gw harus lihat berita - berita yang kebanyakan hoax, cuma karena banyak orang yang ngehits, dan komen disitu. Ini contohnya:
Lihat berita ini, dari judulnya udah memprovokasi. Dan baru sekitar 1.5 jam di posting, sudah ada 35 komentar. Yang mostly berisi hal yang gak nyambung sama content berita. |
Seperti yang gw pelajari. Perkembangan teknologi bagai pisau bermata 2. Satu sisi nya bermanfaat, tapi sisi yang lainnya juga bisa melukai. Pinter - pinternya kita aja menggunakannya, biar bisa bermanfaat semaksimal mungkin, dan jika harus terluka usahakan sesedikit mungkin.
Jadilah pengguna internet yang cerdas, jangan mudah menyebarkan berita yang belum terbukti kebenarannya yang bisa memunculkan kontroversi, juga jangan berkomentar yang juga menimbulkan kontroversi. Salah satu pedoman gw dalam berinternet adalah 'don't make stupid people famous'. Kadang liat orang dengan sengaja membuat kehebohan dengan kebodohannya, atau posting berita hoax, komen kasar, gatel banget komen, ngebales, ato nge report. Tapi, ingat itulah tujuan mereka, dapet perhatian, jadi trending topik, dan secara gak langsung kita baru saja jadi seperti mereka. Ignore aja, demi kebaikan bersama.
Satu hal lagi, tentunya kita sadar kalau media bisa mengontrol segalanya. Kadang gw merasa heran saat ada satu topik yang habis - habisan di ulas sama media atau sinetron stripping yang gak abis - abis. Contoh kemarin sempet ada kasus Kopi Sianida, dan dimana - mana mengekspose berita itu, mengalahkan berita terorisme, yang justru lebih menyangkut hajat hidup orang banyak. Kalo sinetron adalah contohnya yang udah ribuan episode. Awalnya gw pikir ini murni kelakuan media, tapi setelah gw pikir - pikir, ini efek dari masyarakat juga. Media hanya akan menjual berita yang trafficnya tinggi, begitu juga tv akan terus menayangkan sinetron yang rating nya tinggi. So, media mencerminkan apa yang kita inginkan. Kesimpulannya adalah, kalau tadi asumsi kita media mengendalikan kita, kenapa gak kita balik, kita juga bisa mengendalikan media. How? Jangan buka/ tonton berita yang gak mutu, content televisi yang gak mendidik. Enough is enough.
Stay safe, and happy surfing :)
Daebaaak Dini shi #4jempol
BalasHapusAdek lelah~
HapusEmang ini sudah resiko jadi bagian dari dunia maya. Kalo gak mau terima hal - hal kaya gini, hidup di goa aja. hahah.
BalasHapusKerenn din..lanjutkann.
BalasHapushehehhee. thank you, thank you. :)
Hapus